Kali ini saya akan sedikit membahas tentang kota Sangatta, atau disebut juga sengatta. Konon, awalnya nama Sengata. berasal dari nama seorang tetua adat di masa kerajaan Kutai Kartanegara. Kemudian, karena menyimpan potensi kayu yang luar biasa, berdatanganlah orang-orang dari luar negeri. Mereka menyebut Sengata, dengan Sangata.
Beberapa dekade selanjutnya, ditemukan cadangan minyak yang lumayan di sana. Maka masuklah Pertamina EP ke sana. Bersamaan dengan itu, berdatanganlah pula ekpatriat-ekspatriat. Mereka mengeja Sangata, dengan Sangatta. Itulah nama Sangatta yang kita kenal hingga sekarang.
Kota ini bisa dibilang unik. Karena menurut saya, kota ini muncul dan berkembang karena keberadaan perusahaan tambang batu bara PT Kaltim Prima Coal. Perusahaan tersebut membuat perekonomian kota ini bergerak. Pegawai-pegawai nya yang didatangkan dari luar Kalimantan, membuat banyak sekali usaha kost-kost an di sana. Adanya banyak pendatang, juga merupakan rejeki bagi pengusaha warung makan. Usaha Laundry, Salon, Bengkel, Supermarket, dan usaha usaha penunjang lainnya pun bermunculan. Mungkin ini adalah salah satu contoh bagus, bagaimana ekplorasi batu bara, bisa membawa keberkahan dengan lingkungan sekitarnya.
Oke, saya lampirkan sedikit foto foto mengenai landscape kota Sangatta tercinta ini. Karena Foto bisa bercerita lebih banyak, kan?
Yang tahu, ini tempat apa, pasti masa kecilnya bahagia 🙂
Patung burung enggang. Maskot kota Sangatta Tercinta.
Suasana jalan yang lengang, di daerah perkantoran bukit pelangi
Kelihatan tempat yang berdebu itu? Itu adalah salah satu lokasi tempat pertambangan batu bara milik PT KPC
Kompleks perkantoran bupati dan masjid agung kota Sangatta yang sedang direnovasi
Kantor Bupati Kutai Timur
Taman Nomad yang berlokasi di jalan Soekarno-Hatta. Biasanya pada sore hari, ada beberapa warga Sangatta yang bersantai di sini, sambil menunggu terbenamnya matahari.
Salah satu conveyor batu bara milik PT KPC, sepanjang lebih dari 13 km. Konveyor ini menggantikan truk truk raksasa, yang sebelumnya mengangkut batu bara dari stockpile menuju pelabuhan.
Masjid agung Sangatta, pada malam hari
Adek Abdullah 